Metamorfosis Pembentuk Karakter Anak – Shofa Marwati, S.Pd

shofa marwati spd

Masa pandemi banyak dikeluhkan orang tua dalam melakukan pembelajaran di rumah yaitu Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Mau tidak mau, masa pandemi covid-19 ini adalah masa adaptasi. Adaptasi dari pembelajaran tatap muka menuju pembelajaran jarak jauh melalui online.

Adaptasi memerlukan proses yang membutuhkan waktu untuk terbiasa dengan keadaan sekarang ini. Ada yang merasa sulit untuk menjalani proses tersebut. Sebagai contoh, anak sekolah yang biasanya siap belajar di jam pagi karena kondisi ini mereka bisa berubah kebiasaannya yang seharusnya bangun pagi menjadi malas-malasan. Mereka menganggap tidak ada tanggung jawab untuk segera berangkat sekolah. Setelah sholat subuh mereka tidur kembali.

Apalagi yang kedua orang tuanya bekerja mencari nafkah sehingga menyerahkan tanggung jawab sepenuhnya kepada anaknya untuk beraktivitas di pembelajarannya. Hal ini juga tergantung pada tipe anak, apakah kategori anak penurut atau sebaliknya, anak yang punya tanggung jawab tinggi atau sebaliknya, dan lain-lain.

Pada pelajaran IPA Biologi terdapat materi metamorfosis yang diberikan di kelas IX semester 1 kurikulum 2013 Sub materi perkembangan pada hewan. Kita kaitkan materi metamorfosis dengan karakter anak yang diharapkan bisa memotivasi mereka menjadi lebih baik. Materi metamorfosis yang diterangkan guru melalui PJJ bisa diselipkan pesan-pesan moral, sehingga anak bisa mengambil manfaat dari pembelajaran tersebut, baik secara keilmuannya maupun perubahan karakternya.

Keseimbangan alam bisa terjadi dengan adanya proses metamorfosis. Yang sering dijadikan contoh adalah metamorfosis kupu-kupu. Metamorfosis ini termasuk metamorfosis sempurna dimana dalam prosesnya terdiri dari 4 tahap, yaitu telur-larva-pupa-dewasa. Telur menetas membutuhkan waktu sekitar 3-5 hari, terbentuklah larva atau ulat,yang mulai mencari makan dedaunan. Ulat ini mengalami proses alami pergantian kulit sebanyak 5-6 kali. Masa ulat inilah yang membuat orang merasa dirugikan. Ulat akan makan dedaunan yang dihinggapinya.

Bagi ulat, itu merupakan proses rantai makanan. Tapi di balik itu ada hal lain yang menarik, ulat memiliki kemampuan makan dedaunan terbatas, Kecuali bila terjadi lonjakan populasi ulat. Selama keseimbangan terjaga maka ulat memang harus melakukan perannya. Metamorfosis merupakan siklus hidup yang tidak bisa diganggu gugat.

Tahap berikutnya setelah ulat adalah kepompong (pupa). Dalam hal ini ada keunikan, berdasarkan dengan apa yang penulis amati . Yaitu saat menjadi kepompong, akan mencari tempat untuk masa tertentu. Penulis pernah mengamati saat ulat makan dedaunan jenis tanaman jeruk setelah tahap kepompong berpindah tempat pada tanaman lain.

Terbentuknya kepompong dipicu adanya hormon yang menyebabkan perubahan drastis pada fungsi sel hingga perubahan perilaku seperti yang terjadi pada ulat yang berubah menjadi kepompong. Kepompong biasanya dibungkus dengan sesuatu yang berwarna coklat dan keras. Kepompong akan berpuasa selama 7-20 hari . Waktu kepompong biasanya berbeda-beda tergantung spesiesnya.(www.brilio.net>ilmiah>).

Karakter yang bisa dijelaskan dalam bentuk kepompong adalah masa koreksi diri, berbenah menata diri menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dan menghasilkan kebaikan. Belajar itu sepanjang hayat, dari buaian sampai liang lahat. Maka bisa kita berikan motivasi kepada anak-anak untuk lebih giat belajar walau di masa pandemi seperti sekarang ini.

Tahap berikutnya adalah terbentuknya kupu-kupu yang harus menyesuaikan diri dengan kondisi baru di sekitarnya. Penyesuaian ini berlangsung sekitar 3-4 jam. Kemudian kupu-kupu akan terbang dan mencari makan serta pasangan untuk bereproduksi. Kupu-kupu adalah hasil dari kepompong yang berasal dari tubuh ulat yang mengalami transformasi luar biasa.

Bagaimanapun keadaan PJJ membuat sebagian anak mempunyai perubahan kebiasaan tetapi harapannya kebiasaan yang terbentuk adalah kebiasaan baik. Maka harus melalui tahap-tahap seperti diibaratkan metamorfosis kupu-kupu. Dari kebiasaan kurang baik, yaitu malas-malasan tidak berlarut-larut segera berproses ke tahap berikutnya. Untuk sadar diri dan segera berbenah diri menjadi pribadi yang lebih baik.

Marilah kita semangati anak-anak kita untuk belajar lebih giat guna menatap masa depan yang lebih baik. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kemudahan dalam kita menjalani masa-masa pandemi covid 19. Aamiin.

Profil penulis:

shofa marwati spd
Shofa Marwati, S.Pd

Guru IPA SMP Muhammadiyah 1 Surakarta

Sumber: https://poskita.co/2020/11/28/metamorfosis-pembentuk-karakter-anak/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.